Senin, 15 Oktober 2018

Andai Tak Diselamatkan (Baca Hingga Tuntas !)

     Tulisan kali ini merupakan rentetan kejadian dalam ruangan waktu penulis sendiri, ditulis untuk menjadi bahan perenungan bagi si penulis dan bagi mereka yang membaca. Tulisan ini akan menceritakan kepada anda, betapa sulitnya menghindar dari konsekuensi akibat salah meletakkan cinta kepada lawan jenis. Ini kisah nyata, sama sekali bukan karangan.

       Lelaki yang kemudian telah menginjak masa pubertas, kehidupannya akan cenderung tidak stabil, sebab ada hal yang harus ia lampiaskan, itulah yang disebut dengan cinta yang kemudian merupakan naluri yang diciptakan oleh Allah. Kondisi lingkungan yang mengajarkan bahwa tak ada batas pergaulan antara lelaki dan wanita, menjadikan mendapat pasangan adalah sebagai hal yang patut untuk dibanggakan (baca : pacaran), padahal tidak sama sekali, itulah yang kemudian menjadikan kawan dan kerabat saya, berpacaran hanya untuk menjawab pertanyaan, ketika mereka ditanya “mana pacarmu ?” atau “hari gini masih jomblo ?” namun bukan untuk mempersiapkan pernikahan. Boro-boro berbicara tentang pernikahan, mereka malah menyebut hal itu hanya sekedar “cinta monyet”. Beberapa kawan bahkan berpacaran, hanya karena mereka di”cie-ciein” sama kawannya yang lain dan akhirnya jadian. Semudah itu ? walaupun kau tak percaya, itulah faktanya, katanya sih “cinta monyet” Padahal kan yang memadu kasih adalah manusia, tak tau darimana istilah itu muncul, aku tak peduli. Masalahnya disini, lingkungan yang semacam itu, menjadikan saya juga ikut-ikutan untuk mencari wanita walau hanya sekedar melengkapi status saja. Terlihat keren begitu, jika status BBM (aplikasi chat yang terkenal masa itu) tercantum nama seorang wanita. Wek.. (saya menulis ini sambil memprotes diri saya, mengapa dulu saya seperti itu). Mohon maaf sebelumnya saya merahasiakan nama yang akan saya ceritakan dalam lanjutan tulisan ini, waktu kejadian pun saya tak tampilkan ditulisan ini, yang jelas semua kisah ini terjadi, setelah saya beranjak dari SMP.

1.
Kala itu, Saya kenal dan dekat dengan seorang wanita, sampai saat saya menuliskan kisah ini, hubungan kami tak ubahnya semacam dua orang yang tak saling mengenal satu sama lain, padahal dulunya kami sangat dekat. Kedekatan itu dapat saya gambarkan kepada anda, bahwa hampir-hampir setiap hari saya selalu kerumahnya bahkan sempat satu hari saya nginap dan tidur disofa yang terletak diruang tamunya. Namun saya bukan pacarnya, tidak lebih dari seorang teman yang menjelma menjadi orang terdekatnya dalam waktu yang sangat cepat. Sampai suatu saat, ketika tugas dari guru untuk membuat persentasi, ia memberi tahu saya, bahwa ia membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas pribadinya, saya kerumahnya, rumah barunya tepatnya, masuk seperti biasa, membuka pembicaraan dengan obrolan dan ditemani air putih, sedikit berbincang tentang masalah tugas dan sekolah. Barulah saya membantunya, saya deskripsikan kepada anda, saat itu penampilannya seperti apa ia menggunakan baju kaos, dengan celana jeans pendek yang ukurannya hanya dapat menutupi sebagian pahanya (cadeko), parfum yang ia gunakan menyengat hidung saya, baru selesai mandi nampaknya. Hanya itu gambaran kala itu yang saya ingat, sisanya saya tidak bisa mengingatnya. Tugas dikerjakan menggunakan laptop yang diletakkan diatas meja kaca, ia duduk dilantai sambil menyalakan laptopnya, saya berada disofa yang terletak didepannya, memberi tahu, kalau ada yang ia tanyakan, beberapa menit ia mengerjakan dan ia menyerah, dan meminta bantuan saya, namun caranya aneh, saya disuruh duduk disofa yang menjadi tempat bersandarnya, otomatis ketika saya duduk disofa itu, maka saya berada tepat dibelakangnya, katanya supaya saya juga lihat apa yang ia kerjakan, dan lebih mudah mengajarinya, dengan kondisi semacam itu, wanita telah ada didepanmu, dengan pakaian yang minim, pintu saat itu tertutup, dan tak ada seorangpun dirumah itu selain kalian berdua, pertanyaan saya, bisa anda bayangkan hal apa yang akan terjadi. bisikan dari hati memaksa saya untuk berbicara dengan nada keras agar pintu dibuka, dan tak perlu lagi duduk dibelakang tubuhnya, itu kisah singkat malam itu. Saya berharap semoga saja, kejadian itu bukanlah hal yang ia rencanakan, Dan saya bersyukur atas bisikan keimanan yang ada saat itu, Andai Allah tak menyelamatkan saya, saya tak tahu apa yang akan terjadi. Walaupun ia sudah kuanggap seperti kawan sendiri, tapi apadaya, nafsu akan terus menggerogoti bagi mereka yang tak memperhatikan batasan-batasan pergaulan.

Sampai suatu hari, saya berani menanyakan pada wanita ini tentang mengapa ia begitu menyukai saya, katanya dia nyaman. Pesan saya, bagi lakilaki cukup saya saja yang merasakan betapa sulitnya berkompromi antara dorongan iman dan nafsu disaat itu, dan jangan pernah berniat untuk melakukan dan merencanakan hal itu, Jangan !. Bagi wanita, jangan pernah dengan mudah untuk memberikan apapun pada seorang lelaki, karena lelaki sejati, tanpa kau beri pun mereka akan mencoba sebisa mungkin untuk mendapatkan sesuatu darimu. Jangan mudah untuk menghilangkan logika saat kau telah nyaman dengan seseorang, sampai berani memberikan sesuatu yang sebenarnya hanya berhak dimiliki oleh orang yang halal bagimu.

2
        Ini berselang beberapa tahun setelah kisah sebelumnya, kenal hanya lewat sosial media, facebook tepatnya, seorang adik kelas yang bersekolah di SMA yang sama dengan saya, tak tahu jelas bagaimana kami bisa dekat, setelah beberapa minggu, ia mengungkapkan pada saya, tentang rasa yang sudah lama ia pendam, katanya ia sayang dan cinta, ketika kutanya balik mengapa bisa seperti itu, katanya ia nyaman. saya gambarkan pada anda ciri wanita ini, cantik, manis, mungil, suka bercanda, dia pernah pacaran tapi diputuskan hanya karena alasan tak mau diajak berzina. Miris kan ?; sangat miris, sampai suatu hari karena rasa sayangnya pada saya, dia sampai rela, hampir setiap malam, menawarkan dan mengajak saya untuk membuka “cincin” (keperawanan) yang sudah ia jaga begitu lama. Ketika saya tanyakan mengapa seperti itu, katanya ia tak mau lagi tak mendapat pasangan sebgaimana dulu ia menolak berzina dan ia ditinggal oleh pacarnya. Wahai wanita, anda harus tahu setiap laki-laki berbeda, jangan samakan mereka, dengan orang yang pernah kau temui sebelumnya. Ini adalah hal yang berulang terjadi pada saya, 2-3 kali saya pernah ditawarkan untuk berzina, namun selalu saya menolak, semoga saja Allah menganugerahkan saya kebaikan karena hal ini. Cerita semacam ini, saya tak mampu menuliskannya disini semuanya, mungkin hanya itu dulu yang ingin saya tuliskan kali ini.  Andai Allah tak menjaga saya, apakah saya mampu untuk menolak ajakan itu ?; Terima kasih wahai Tuhan yang selalu menyayangi hambaNya atas segala lindunganmu dari dosa Zina yang ditawarkan berulang kali.

Sebagai penutup, anda perlu tahu bahwa kisah ini saya ceritakan, bukan untuk membongkar aib-aib saya dan mereka, namun untuk memberikan pelajaran, bahwa betapa sulitnya terlepas dari virus merah jambu, yang kerap datang tanpa permisi pada jiwa kaum muda. Dan bahwa kalau bukan diselamatkan oleh Allah, tentu kehancuran akibat pilihan yang salah kala itu akan kusesalkan sekarang. Puja dan puji hanya pada-Mu wahai Tuhan yang menguasai segala hati manusia. Pesan terakhir, perhatikan lingkunganmu, jangan sampai engkau terjebak karena perasaan cinta yang sementara, hingga berani melakukan hal yang harus kau tanggung selamanya yang membuat dirimu rusak dan binasa. Semoga bermanfaat.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

:')

Posting Komentar

 
;