Kamis, 16 April 2020

Ramadhan, Al Qur'an, Sirah, dan Parenting

Pikir saya pagi tadi, berbicara Ramadhan kita akan meminggirkan buku sirah, nyatanya kita harus selalu ikut sirah. Al Quran tanpa ada sirah, nggak kebayang kan kamunya mau ambil hikmah ayat kayak gimana ? sayanya tepok jidat dua kali.

Iya, Ramadhan kita memang harus bersama Nabi, Nabi mudarasah AlQuran bersama malaikat jibril dibulan Ramadhan, kita juga dong harus mudarosah

Nabi bilang Allah tak butuh puasa dari orang-orang yang berkata dusta dan kotor, harusnya kita tak melakukan hal kayak gitu dong.

Nabi bilangnya buka puasa dengan kurma, kita harusnya buka puasa dengan kurma juga dong. Buka puasa dengan kurma gaess, bukan buka puasa dengan yang manis-manis. Hehe..



Dan… buka sirah, ujung-ujungnya nemu ilmu parenting juga.. 

Ada sebuah dialog singkat, kala Anas bin Malik menemani Rasul disebuah perjamuan, ia melihat nabi makan labu, Anas bin Malik mengatakan “aku ini sebenarnya tidak suka makan labu,tapi aku harus memakannya, karena apa yang dicintai nabi, aku pun harus mencintainya.” Anas katakan “akupun menyukai makan labu sejak saat itu”. 

Nyambung lagi kan ke parenting, (*tepokjidat) 

Kalau ingin mengajarkan anak kecil supaya suka makan sayur, ajari dia cinta nabi, kalau ingin anak suka makan kurma, ajari dia terlebih dahulu untuk mencintai nabinya, setelah itu, anda hanya tinggal berkata “ini nabi suka nak !!”.

Ini pembahasan sambung menyambung jadi satu.. mungkin gitu kalau kitanya suka menggali hal-hal tentang nabi.

ya memang gitu sih sebenarnya, Nabi sehat itu karena kehidupannya diatur oleh syariat, kita aja sih ini yang nggak mau ngikutin syariat, pikirnya syariat itu hanya shalat, puasa, zakat, padahal dalam bab makanan misalnya dah ada contonhya.. ampun ya Allah..

Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (Q.S. As-Saffat : 146)

Planning masa depan nambah satu, tanam labu, supaya besok-besok kalau dah beristri, dirumah siapkan labu saja, alasannya, ini nabi suka !!  biarin, nanti sama-sama masak, sama-sama olah, kamunya olah jadi kue, saya masak buat sayur, kuah asem, bukan kuah manis. 

*eh labu bisa kan jadi kolak ? manis dong.. haha..


kenapa saya nganggapnya pembahasannya pisah, karena saya anggapnya sirah itu, hanya sekedar perjalanan hidup Rasul, bukan cara hidup rasul, padahal Sirah Nabawiyah adalah semua tentang Nabi. 
Ya Allah pandaikan hambaMu yang penuh dengan kebodohan ini..

0 komentar:

Posting Komentar

 
;